Jakarta (ANTARA News) - Olahan daging kambing kadang dihindari orang akibat stereotipe yang melekat.
Misalnya, daging kambing biasanya lebih alot ketimbang daging sapi atau bau menyengat yang menyurutkan selera makan menghilang.
Prasangka buruk seputar daging kambing langsung sirna ketika melahap nasi goreng gulai Dabba, menu yang ditawarkan di restoran Abu Lahap, Kemang, Jakarta.
Dabba adalah daging kambing muda yang dimasak selama tiga jam.
Resepnya berasal dari warisan keluarga sang pemilik restoran yang disempurnakan selama setahun sebelum diperkenalkan jadi menu andalan.
Hanya daging kambing muda (di bawah 7 bulan) yang diolah di Abu Lahap, itulah rahasia mengapa dagingnya sama sekali tidak alot.
Baca juga: Mbeek! Menikmati hidangan serba kambing
Kesegaran daging juga berperan besar dalam menghilangkan bau prengus.
"Kami juga tidak mengolah daging beku. Dagingnya dipotong oleh penyuplai saat subuh, setelah itu langsung kami masak," kata Muhammad Iqbal, pemilik Abu Lahap di Jakarta, Jumat.
Daging kambingnya sangat lembut dan sama sekali tidak ada jejak prengus. Bumbu rempahnya terasa pas untuk selera Indonesia.
Baca juga: Mitos seputar daging kambing
Lembutnya daging kambing berpadu harmonis dengan nasi goreng gulai yang rasa rempahnya juga tidak berlebihan.
Restoran ini cocok bagi Anda yang ingin mencicipi masakan Timur Tengah dengan rasa yang disesuaikan dengan lidah Indonesia.
Sentuhan Indonesia ada pada emping dan sambal matah. Cacahan bawang, serai dan cabai menambah kelezatan hidangan.
Dabba bisa disantap dengan nasi goreng gulai, nasi goreng kebuli atau nasi putih. Pengunjung dapat memilih sambal matah atau sambal kecap sebagai pelengkap.
Baca juga: Tips mengolah daging kambing agar tidak berbau
Misalnya, daging kambing biasanya lebih alot ketimbang daging sapi atau bau menyengat yang menyurutkan selera makan menghilang.
Prasangka buruk seputar daging kambing langsung sirna ketika melahap nasi goreng gulai Dabba, menu yang ditawarkan di restoran Abu Lahap, Kemang, Jakarta.
Dabba adalah daging kambing muda yang dimasak selama tiga jam.
Resepnya berasal dari warisan keluarga sang pemilik restoran yang disempurnakan selama setahun sebelum diperkenalkan jadi menu andalan.
Hanya daging kambing muda (di bawah 7 bulan) yang diolah di Abu Lahap, itulah rahasia mengapa dagingnya sama sekali tidak alot.
Baca juga: Mbeek! Menikmati hidangan serba kambing
Kesegaran daging juga berperan besar dalam menghilangkan bau prengus.
"Kami juga tidak mengolah daging beku. Dagingnya dipotong oleh penyuplai saat subuh, setelah itu langsung kami masak," kata Muhammad Iqbal, pemilik Abu Lahap di Jakarta, Jumat.
Daging kambingnya sangat lembut dan sama sekali tidak ada jejak prengus. Bumbu rempahnya terasa pas untuk selera Indonesia.
Baca juga: Mitos seputar daging kambing
Lembutnya daging kambing berpadu harmonis dengan nasi goreng gulai yang rasa rempahnya juga tidak berlebihan.
Restoran ini cocok bagi Anda yang ingin mencicipi masakan Timur Tengah dengan rasa yang disesuaikan dengan lidah Indonesia.
Sentuhan Indonesia ada pada emping dan sambal matah. Cacahan bawang, serai dan cabai menambah kelezatan hidangan.
Dabba bisa disantap dengan nasi goreng gulai, nasi goreng kebuli atau nasi putih. Pengunjung dapat memilih sambal matah atau sambal kecap sebagai pelengkap.
Baca juga: Tips mengolah daging kambing agar tidak berbau
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2018