Nasi goreng "kaki lima" masuk Istana Bogor

Nasi goreng
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wapres Jusuf Kalla (keempat kanan) memimpin Sidang Kabinet Paripurna yang membahas program-program di tahun 2017 di Ruang Garuda Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/1/2017). Pada tahun 2017 pemerintah memfokuskan kinerja pada masalah pengurangan angka kesenjangan, yaitu kesenjangan ekonomi masyarakat, tetapi juga kesenjangan wilayah. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
 Kemarin sore dihubunginya dan diwajibkan memakai baju batik
"Ini untuk menu makan siang yang disediakan untuk sidang kabinet paripurna," kata salah satu pegawai rumah tangga Istana Bogor yang mengantar pedagang nasi goreng ini memasuki halaman Istana.

Gerobak nasi goreng yang masuk Istana Bogor ini untuk melayani para menteri hingga Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Bahkan para wartawan yang meliput kegiatan sidang kabinet paripurna ini juga dilayani oleh dua gerobak nasi goreng ditambah satu gerobak sate ayam.

Salah satu pedagang nasi goreng, Nurhadi mengaku dihubungi oleh pihak Istana pada Selasa (3/1/2017) sore untuk melayani makan siang.

"Kemarin sore dihubunginya dan diwajibkan memakai baju batik," kata pedagang nasi goreng yang sehari-harinya mangkal di DKT Bogor.

Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin sidang kabinet paripurna dengan topik program dan kegiatan 2017.

Presiden, di depan para menteri kabinet kerja serta pimpinan lembaga, mengatakan program kerja pemerintah pada 2017 dan persiapan 2018 akan fokus pada program pemerataan.

"Meskipun kita tahu angka Gini rasio kita sedikit membaik, tapi apapun kalau kita lihat angkanya masih pada posisi yang tinggi. Oleh sebab itu kita harus kerja keras, mati-matian dalam rangka menurunkan angka kesenjangan kita, baik kesenjangan antar wilayah, angka kesenjangan kaya dan miskin," kata Jokowi saat memimpin Rapat Paripurna di Istana Kepresidenan Bogor.

Presiden menegaskan bahwa program pemerataan ini akan menjadi sebuah konsen besar pemerintahannya ke depan.
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2017
Powered by Blogger.