Jakarta (ANTARA News) - Untuk mengobati rasa kangen akan suasana berlebaran di kampung halaman, KJRI Jeddah,Arab Saudi menyajikan aneka masakan khas Nusantara bagi para jamaah salat Idul Fitri 1 Syawal 1438H yang digelar Minggu pagi (25/6) di halaman Balai Nusantara Wisma Konjen RI Jeddah.
Aneka menu pilihan seperti seperti opor ayam, lontong sayur, rendang, sayur cap gomeh yang dilengkapi menu pendamping telur pindang, sambal goreng kentang, mi goreng dan sajian berbagai kue-kue khas tradisional memanjakan tak kurang 1.400 orang jamaah laki-perempuan yang umumnya datang bersama keluarga.
"Masyarakat adalah tamu dan kita seluruh keluarga besar KJRI Jeddah adalah pelayan mereka," pesan Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Mohamad Hery Saripudin, kepada Tim Panitia saat memimpin langsung rapat persiapan acara Halal Bihalal pada malam sebelumnya.
Sejak malam hari menjelang 1 Syawal dan berlanjut hingga ke pagi harinya, kumandang takbir menggema di halaman Balai Nusantara. Tak kurang dari 1.400 orang yang terdiri atas laki-laki dan perempuan tua dan muda melebur jadi satu memadati tiap sudut halaman Balai Nusantara Wisma Konjen RI yang berlokasi di jantung Kota Jeddah untuk melakukan shalat Idul Fitri secara bersama-sama.
Shalat Idul Fitri dimulai tepat pukul 06:00 waktu setempat atau 10.00 WIB dengan khatib K.H. Murtadlo Ali Sonhaji dan imam K.H. Masykur Ghazali dari Masjid Indonesia Jeddah. Sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri, Konjen memberikan sambutan singkat di hadapan jamaah. Konjen menyampaikan permohonan maaf atas nama seluruh jajaran staf KJRI Jeddah atas segala kekurangan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Hery juga menyampaikan bahwa baru saja KJRI Jeddah menyelesaikan pelayanan program amnesti 2017 yang diberlakukan oleh Pemerintah Arab Saudi bagi selurun warga negara asing yang tinggal secara ilegal.
"KJRI Jeddah baru saja melayani pengurusan exit permit bagi sebanyak 9.319 WNI kita yang mengikuti program amnesti, hampir 6000 orang di antaranya telah meninggalkan Arab Saudi," ujar dia.
Pada saat yang sama Konjen RI mengingatkan masyarakat bahwa keberadaan mereka di Arab Saudi ini adalah sebagai tamu.
"Kita ini adalah tamu di negeri orang. Sudah seharusnya menghormati dan menaati peraturan yang berlaku di nengeri tuan rumah. Tunjukkan bahwa kita ini adalah bangsa yang berbudi luhur berakhlak mulia. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung ," pesan dia.
Lebaran di Moskow
Perwakilan-perwakilan Indonesia di luar negeri juga menyelenggarakan shalat Idul Fitri dan menyajikan beragam kuliner khas Nusantara saat halal bihalal.
Di tengah musim panas yang masih dingin (14 derajat Celcius) sekitar 250 umat muslim Indonesia pada Minggu pagi (25/6) melakukan sholat Idul Fitri di aula KBRI Moskow,Rusia.
Bukan hanya para mahasiswa dan warga Indonesia yang tinggal di Moskow yang mengikuti sholat Ied, sebagian bahkan datang dari beberapa kota yang jaraknya lebih dari 1.000 km dari Moskow seperti dari kota paling utara Arkhangelsk, Cheboksaray dan Kazan.
Muhamad Ikhsan Kiat, mahasiswa jurusan Oil and Gas Engineering pada Northern Federal University, Arkhangelsk, yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Mahasiwa Indonesia di Rusia (PERMIRA) bersama seorang temannya mengaku menempuh perjalanan selama 22 jam naik kereta api hanya untuk mengikuti sholat Ied dan bersilaturahim dengan sesama WNI di Moskow.
Maklum, hanya ada delapan mahasiswa Indonesia di Arkhangelsk dan mereka ingin bertemu dengan sesama WNI serta ingin menikmati makanan khas lebaran seperti lontong sayur, rending dan opor ayam, ujarnya.
Dalam khotbah berjudul "Pesan dan Kesan Ramadhan yang harus Dipegang Teguh Bersama" Ahmad Gunawan Wicaksono, salah seorang pengurus Himpunan Persaudaraan Islam Indonesia (HPII) menggariskan tiga pesan dan kesan pasca Ramadhan dimaksud, yakni pesan moral atau tahdzibun nafsi yakni perlunya manusia mawas diri dari hawa nafsu; pesan sosial, yakni perlunya menunaikan zakat fithrah; dan pesan jihad dalam arti luas, yakni jihad mengendalikan diri dan mendorong terciptanya sistem sosial yang berkeadilan dan bersendikan nilai-nilai ketaatan kepada Allah SWT.
Usai shalat Ied dan bersalam-salaman, seluruh jemaah menghadiri halal bilhalal di Wisma Duta yang terletak bersebelahan dengan gedung KBRI. Hadir pula warga Indonesia non Muslim dan beberapa warga setempat.
Dubes M. Wahid Supriyadi beserta istri menyambut hadirin di pintu Wisma dan mempersilahkan hadirin menyantap aneka masakan Indonesia mulai dari gulai kambing, opor ayam, rendang, lontong sayur, ikan kuah asam manis, kerupuk.
"Kami dan seluruh keluarga besar KBRI Moskow menyampaikan maaf lahir batin. Kiranya dengan semangat Idul Fitri 1438 Hijriah atau Uraza Bayram ini kita semua kembali ke fitrah dan saling bermaafan serta semakin meningkatkan silaturahim dan kerja sama demi suksesnya tugas-tugas yang diemban. Walaupun hanya sekitar 250 orang,ini lebih dari separuh WNI yang ada di Moskow hadir pada acara open house," kata Dubes Wahid.
Masyarakat Indonesia yang hadir mengaku gembira karena meski jauh dari Tanah Air, suasana hangat di Wisma Duta dan silaturahim erat sesama warga Indonesia di Rusia mengingatkan pada suasana lebaran di Tanah Air. Begitu juga hidangan yang tersaji cukup mengobati kerinduan mereka terhadap makanan khas lebaran di Indonesia. Untuk mencari masakan Indonesia di Rusia, bahkan mie instan dan bumbu sederhana seperti kecap tidak tersedia di Rusia tapi kali ini mereka dapat menemukannya di Wisma Duta.
Berdasarkan Keputusan Dewan Mufti Rusia, shalat Ied di KBRI Moskow dilaksanakan pada 1 Syawal 1438 H atau bertepatan Minggu, 25 Juni 2017 yang bersamaan waktunya dengan di Indonesia.
Jual makanan di DenmarkRatusan warga Denmark dan komunitas Indonesia tertarik untuk mengunjungi Bazar dan Festival Budaya Indonesia, yang diselenggarakan di halaman Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kopenhagen, Denmark pada Sabtu (1/7).
Di antara makanan yang laris dibeli oleh para pengunjung adalah sate ayam, bakso dan kue-kue jajanan pasar, yang dipatok dengan harga berkisar 15 - 50 Kroner Denmark (sekitar Rp 30.000 - Rp. 100.000 per porsi).
Untuk mendukung promosi ekonomi dan kuliner Indonesia KBRI Kopenhagen juga menyediakan dan memperkenalkan produk-produk kopi Indonesia, Biskuit Danisa serta produk lainnya di antara stan yang tersedia.
Acara ini dimeriahkan dengan tari-tarian daerah, peragaan busana kebaya dan batik, simulasi pernikahan adat Minang, lagu-lagu daerah Batak dan musik angklung yang seluruhnya ditampilkan oleh masyarakat Indonesia yang ada di Denmark. Tidak hanya itu, sejumlah orang Denmark yang tergabung dalam kelompok pencak silat bernama Setia Hati Anoman turut menampilkan atraksinya.
Dalam sambutan pembukaannya, Duta Besar Muhammad Ibnu Said mengatakan bahwa promosi budaya Indonesia merupakan salah satu tugas utama dan prioritas Perwakilan RI di luar negeri.
KBRI Kopenhagen akan terus bekerja sama dengan masyarakat Indonesia dan mitra-mitra bisnis di Denmark untuk lebih memperkenalkan kekayaan budaya, termasuk kuliner, Indonesia kepada publik Denmark, kata Dubes Ibnu Said.
Ia juga menambahkan bahwa hubungan kedua negara yang sudah berlangsung baik sejak tahun 1950 perlu terus diperkuat dengan persahabatan diantara masyarakatnya, salah satu caranya adalah dengan mengenalkan beragam kuliner dan seni-budaya Indonesia di Denmark. Dengan begitu, masyarakat Denmark akan semakin tertarik untuk berwisata ke berbagai daerah di Indonesia.
Aneka menu pilihan seperti seperti opor ayam, lontong sayur, rendang, sayur cap gomeh yang dilengkapi menu pendamping telur pindang, sambal goreng kentang, mi goreng dan sajian berbagai kue-kue khas tradisional memanjakan tak kurang 1.400 orang jamaah laki-perempuan yang umumnya datang bersama keluarga.
"Masyarakat adalah tamu dan kita seluruh keluarga besar KJRI Jeddah adalah pelayan mereka," pesan Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Mohamad Hery Saripudin, kepada Tim Panitia saat memimpin langsung rapat persiapan acara Halal Bihalal pada malam sebelumnya.
Sejak malam hari menjelang 1 Syawal dan berlanjut hingga ke pagi harinya, kumandang takbir menggema di halaman Balai Nusantara. Tak kurang dari 1.400 orang yang terdiri atas laki-laki dan perempuan tua dan muda melebur jadi satu memadati tiap sudut halaman Balai Nusantara Wisma Konjen RI yang berlokasi di jantung Kota Jeddah untuk melakukan shalat Idul Fitri secara bersama-sama.
Shalat Idul Fitri dimulai tepat pukul 06:00 waktu setempat atau 10.00 WIB dengan khatib K.H. Murtadlo Ali Sonhaji dan imam K.H. Masykur Ghazali dari Masjid Indonesia Jeddah. Sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri, Konjen memberikan sambutan singkat di hadapan jamaah. Konjen menyampaikan permohonan maaf atas nama seluruh jajaran staf KJRI Jeddah atas segala kekurangan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Hery juga menyampaikan bahwa baru saja KJRI Jeddah menyelesaikan pelayanan program amnesti 2017 yang diberlakukan oleh Pemerintah Arab Saudi bagi selurun warga negara asing yang tinggal secara ilegal.
"KJRI Jeddah baru saja melayani pengurusan exit permit bagi sebanyak 9.319 WNI kita yang mengikuti program amnesti, hampir 6000 orang di antaranya telah meninggalkan Arab Saudi," ujar dia.
Pada saat yang sama Konjen RI mengingatkan masyarakat bahwa keberadaan mereka di Arab Saudi ini adalah sebagai tamu.
"Kita ini adalah tamu di negeri orang. Sudah seharusnya menghormati dan menaati peraturan yang berlaku di nengeri tuan rumah. Tunjukkan bahwa kita ini adalah bangsa yang berbudi luhur berakhlak mulia. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung ," pesan dia.
Lebaran di Moskow
Perwakilan-perwakilan Indonesia di luar negeri juga menyelenggarakan shalat Idul Fitri dan menyajikan beragam kuliner khas Nusantara saat halal bihalal.
Di tengah musim panas yang masih dingin (14 derajat Celcius) sekitar 250 umat muslim Indonesia pada Minggu pagi (25/6) melakukan sholat Idul Fitri di aula KBRI Moskow,Rusia.
Bukan hanya para mahasiswa dan warga Indonesia yang tinggal di Moskow yang mengikuti sholat Ied, sebagian bahkan datang dari beberapa kota yang jaraknya lebih dari 1.000 km dari Moskow seperti dari kota paling utara Arkhangelsk, Cheboksaray dan Kazan.
Muhamad Ikhsan Kiat, mahasiswa jurusan Oil and Gas Engineering pada Northern Federal University, Arkhangelsk, yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Mahasiwa Indonesia di Rusia (PERMIRA) bersama seorang temannya mengaku menempuh perjalanan selama 22 jam naik kereta api hanya untuk mengikuti sholat Ied dan bersilaturahim dengan sesama WNI di Moskow.
Maklum, hanya ada delapan mahasiswa Indonesia di Arkhangelsk dan mereka ingin bertemu dengan sesama WNI serta ingin menikmati makanan khas lebaran seperti lontong sayur, rending dan opor ayam, ujarnya.
Dalam khotbah berjudul "Pesan dan Kesan Ramadhan yang harus Dipegang Teguh Bersama" Ahmad Gunawan Wicaksono, salah seorang pengurus Himpunan Persaudaraan Islam Indonesia (HPII) menggariskan tiga pesan dan kesan pasca Ramadhan dimaksud, yakni pesan moral atau tahdzibun nafsi yakni perlunya manusia mawas diri dari hawa nafsu; pesan sosial, yakni perlunya menunaikan zakat fithrah; dan pesan jihad dalam arti luas, yakni jihad mengendalikan diri dan mendorong terciptanya sistem sosial yang berkeadilan dan bersendikan nilai-nilai ketaatan kepada Allah SWT.
Usai shalat Ied dan bersalam-salaman, seluruh jemaah menghadiri halal bilhalal di Wisma Duta yang terletak bersebelahan dengan gedung KBRI. Hadir pula warga Indonesia non Muslim dan beberapa warga setempat.
Dubes M. Wahid Supriyadi beserta istri menyambut hadirin di pintu Wisma dan mempersilahkan hadirin menyantap aneka masakan Indonesia mulai dari gulai kambing, opor ayam, rendang, lontong sayur, ikan kuah asam manis, kerupuk.
"Kami dan seluruh keluarga besar KBRI Moskow menyampaikan maaf lahir batin. Kiranya dengan semangat Idul Fitri 1438 Hijriah atau Uraza Bayram ini kita semua kembali ke fitrah dan saling bermaafan serta semakin meningkatkan silaturahim dan kerja sama demi suksesnya tugas-tugas yang diemban. Walaupun hanya sekitar 250 orang,ini lebih dari separuh WNI yang ada di Moskow hadir pada acara open house," kata Dubes Wahid.
Masyarakat Indonesia yang hadir mengaku gembira karena meski jauh dari Tanah Air, suasana hangat di Wisma Duta dan silaturahim erat sesama warga Indonesia di Rusia mengingatkan pada suasana lebaran di Tanah Air. Begitu juga hidangan yang tersaji cukup mengobati kerinduan mereka terhadap makanan khas lebaran di Indonesia. Untuk mencari masakan Indonesia di Rusia, bahkan mie instan dan bumbu sederhana seperti kecap tidak tersedia di Rusia tapi kali ini mereka dapat menemukannya di Wisma Duta.
Berdasarkan Keputusan Dewan Mufti Rusia, shalat Ied di KBRI Moskow dilaksanakan pada 1 Syawal 1438 H atau bertepatan Minggu, 25 Juni 2017 yang bersamaan waktunya dengan di Indonesia.
Jual makanan di DenmarkRatusan warga Denmark dan komunitas Indonesia tertarik untuk mengunjungi Bazar dan Festival Budaya Indonesia, yang diselenggarakan di halaman Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kopenhagen, Denmark pada Sabtu (1/7).
Di antara makanan yang laris dibeli oleh para pengunjung adalah sate ayam, bakso dan kue-kue jajanan pasar, yang dipatok dengan harga berkisar 15 - 50 Kroner Denmark (sekitar Rp 30.000 - Rp. 100.000 per porsi).
Untuk mendukung promosi ekonomi dan kuliner Indonesia KBRI Kopenhagen juga menyediakan dan memperkenalkan produk-produk kopi Indonesia, Biskuit Danisa serta produk lainnya di antara stan yang tersedia.
Acara ini dimeriahkan dengan tari-tarian daerah, peragaan busana kebaya dan batik, simulasi pernikahan adat Minang, lagu-lagu daerah Batak dan musik angklung yang seluruhnya ditampilkan oleh masyarakat Indonesia yang ada di Denmark. Tidak hanya itu, sejumlah orang Denmark yang tergabung dalam kelompok pencak silat bernama Setia Hati Anoman turut menampilkan atraksinya.
Dalam sambutan pembukaannya, Duta Besar Muhammad Ibnu Said mengatakan bahwa promosi budaya Indonesia merupakan salah satu tugas utama dan prioritas Perwakilan RI di luar negeri.
KBRI Kopenhagen akan terus bekerja sama dengan masyarakat Indonesia dan mitra-mitra bisnis di Denmark untuk lebih memperkenalkan kekayaan budaya, termasuk kuliner, Indonesia kepada publik Denmark, kata Dubes Ibnu Said.
Ia juga menambahkan bahwa hubungan kedua negara yang sudah berlangsung baik sejak tahun 1950 perlu terus diperkuat dengan persahabatan diantara masyarakatnya, salah satu caranya adalah dengan mengenalkan beragam kuliner dan seni-budaya Indonesia di Denmark. Dengan begitu, masyarakat Denmark akan semakin tertarik untuk berwisata ke berbagai daerah di Indonesia.
Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © ANTARA 2017