Busan (ANTARA News) - Ratusan warga Busan mengantri untuk mendapatkan makanan Indonesia gratis di Busan Indonesia Center (BIC).
"Sebagai pencinta Indonesia dan ahli Indonesia di Korea, saya ingin mempromosi kebudayaan Indonesia," kata Direktur BIC Kim Soo-il di sela-sela festival kuliner Indonesia di BIC, Busan, Sabtu.
Busan Indonesia Center (BIC) diresmikan pada 2012 dan terletak di Jalan Surabaya di daerah Geumgok-Daero Buku-Gu Busan. Pada hari ini Kementerian Pariwisata dan BIC bekerja sama mendatangkan koki asli Indonesia dan Bandung World Ethnic serta Jember Fashion Carnival untuk menarik perhatian warta Indonesia.
Warga Korea yang tinggal di daerah itu mengantri sekitar 10 meter untuk mendapatkan makanan Indonesia gratis seperti mie goreng, sate, gado-gado serta kacang hijau sejak pukul 11.00 waktu setempat.
"Saya menanam semua harta saya kepada BIC, mudah-mudahan lewat gedung ini kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Korea semakin baik. Saya anggap BIC sudah berhasil menjadi pertukaran budaya Indonesia dan Korea," tambah Kim.
Sejumlah tamu antara lain anggota DPRD Busan yang masuk dalam Komite Kesejahteraan dan Lingkungan Lee Jong Jin mengakui menyukai makanan Indonesia.
"Saya suka makanan Indonesia terutama mi goreng karena saat saya masih kuliah di Amerika saya sering dibuatkan mi goreng oleh teman sekamar saya asal Indonesia," kata Lee.
Kementerian Pariwisata dan BIC juga melibatkan sejumlah mahasiswa Indonesia yang sedang berkuliah di Kyungsung University untuk membantu festival tersebut.
"Di Kyungsung kami ada kelompok tari Kyungsung Indonesia Traditional Dance Association (KITA) dan kami punya acara Knock-knock Indonesia yang menampilkan drama musikal dengan cerita rakyat Indonesia, semua pemainnya adalah mahasiswa Indonesia di Kyungsung," kata Gita (21) salah satu koordinator KITA.
Menurut Gita, setidaknya ada 127 mahasiswa Indonesia asal Kyunsung dan setidaknya ada 5.000 orang Indonesia yang bekerja di Busan.
"Tapi sayang setahu saya cuma ada tiga restoran Indnesia di sini, padahal orang Indonesianya cukup banyak dan banyak orang Korea yang juga suka makanan Indonesia," tambah Gita.
Korea Selatan merupakan salah satu pasar utama bagi pariwisata Indonesia. Pada 2014 ada 328.122 kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dari Korea Selatan, meningkat 1,10 persen dari 2013 sejumlah 324.560. Hingga Oktober 2015, data mencatat sudah ada 278.897 kunjungan wisman Korsel atau naik 1,59 persen.
Namun angka tersebut hanya 2 persen dari angka outbound tourism Korsel sejumlah 14,48 juta (data United Nations World Tourism Organization pada 2013). Sehingga peluang Indonesia dalam menggaet lebih banyak wisman Korsel masih sangat terbuka.
Berdasarkan data Kementerian Pariwisata khususnya sektor kuliner, pada 2013 kulier menyumbang nilai tambah sebesar Rp208,6 triliun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,5 persen periode 2012-2013. Sektor kuliner juga menyerap tenaga kerja sebesar 3,7 juta orang dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 26 persen.
Kegiatan promosi ini digelar bersamaan dalam rangka akselerasi promosi pariwisata akhir tahun yang merupakan "peak season" musim liburan.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2015