Kari khas utara terpengaruh cita rasa Myanmar yang cenderung berbumbu dan berlemak"Jakarta (ANTARA News) - Umumnya masakan khas Thailand dikenal dengan ciri khas asam dan pedas seperti Tom Yam Soup di mana memiliki ciri khas sup yang ringan dan segar.
Namun, Thailand juga memiliki masakan kuah kari atau Gaeng Phet yang berbeda-bebeda berdasarkan wilayah Thailand, yakni Thailand bagian selatan, tengah dan utara.
Ketiga wilayah tersebut, menurut Gerald Prinz, Executive Chef Gran Melia Jakarta, memiliki rasa kari dengan ciri khas masing-masing.
"Wilayah Thailand bagian selatan lebih pedas, bagian tengah lebih cenderung manis, sedangkan bagian utara lebih berbumbu," kata dia, di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut Chef Prinz menjelaskan, perbedaan rasa kari disebabkan oleh letak Thailand baik secara fisiografis maupun geografis.
Masakan kari Thailand bagian utara lebih berbumbu dikarenakan letaknya secara fisiografis yang berada di wilayah pegunungan.
"Wilayah Thailand bagian utara seperti Bandung, dingin di pagi dan sore hari, jadi butuh makanan yang lebih kuat," ujar dia.
Selain itu, secara geografis Thailand utara berbatasan dengan Myanmar dan Laos, sehingga Chef Prinz mengatakan cita rasa masakan lebih cenderung bercita rasa mirip masakan Myanmar.
"Kari khas utara terpengaruh cita rasa Myanmar yang cenderung berbumbu dan berlemak," kata Chef Prinz.
"Karena dulu banyak orang Myanmar yang bermigrasi ke Thailand dan kemudian bertempat tinggal di bagian utara," sambung dia.
Sementara itu, untuk masakan kari Thailand bagian selatan, menurut Chef Prinz lebih didominasi dengan bahan dasar yang berasal laut seperti ikan dan kepiting dikarenakan letaknya yang secara fisiografis berbatasan dengan lautan.
Sedangakan masakan kari Thailand bagian tengah, menurut Chef Prinz lebih cenderung manis karena divariasikan dengan buah-buahan seperti nanas, leci, longan dan rambutan.
Berbagai sajian kari khas Thailand tersebut dapat dinikmati di Cafe Gran Via yang terletak di Gran Melia Hotel Jakarta mulai 2 hingga 30 September 2015.
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2015